Ijazah dengan nilai akademik cemerlang memang penting, namun ada satu bekal yang jauh lebih krusial bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam menghadapi dinamika dunia pascasekolah: kemampuan Membentuk Karakter yang kuat. Di tengah persaingan ketat dan perubahan yang cepat, karakter yang positif, integritas, dan keterampilan non-akademis menjadi penentu utama keberhasilan, baik di perguruan tinggi maupun di dunia kerja.
Proses Membentuk Karakter di SMA tidak hanya berfokus pada dimensi kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Sekolah menjadi laboratorium sosial di mana siswa belajar nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, kejujuran, dan empati. Contoh konkretnya adalah melalui penegakan tata tertib sekolah, siswa dilatih untuk disiplin waktu dan mematuhi aturan. Kejujuran dalam mengerjakan ujian atau tugas menanamkan integritas. Kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi, seperti OSIS atau klub ilmiah, juga menjadi sarana efektif. Pada 17 Juni 2025, SMA Pancasila di Jakarta menerapkan program “Mentoring Karakter” yang melibatkan alumni untuk membimbing siswa dalam pengembangan etika dan kepemimpinan, dan hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam tanggung jawab siswa.
Kemampuan Membentuk Karakter yang positif ini menjadi modal berharga saat lulusan SMA memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Perguruan tinggi tidak hanya mencari mahasiswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga yang memiliki inisiatif, mampu bekerja sama dalam tim, dan memiliki etos belajar yang kuat. Sifat mandiri, adaptif, dan mampu berkomunikasi efektif yang diasah selama di SMA akan sangat membantu siswa beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan yang lebih mandiri dan kompetitif. Sebuah survei dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) pada Mei 2025 mengungkapkan bahwa 70% dosen menilai karakter dan soft skill mahasiswa sebagai faktor penentu keberhasilan studi, di samping kemampuan akademis.
Begitu pula di dunia kerja, karakter seringkali lebih dihargai daripada sekadar IPK tinggi. Perusahaan mencari individu yang jujur, bertanggung jawab, memiliki inisiatif, mampu bekerja dalam tim, dan memiliki etika kerja yang baik. Keterampilan seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kreativitas, yang juga merupakan bagian dari Membentuk Karakter yang utuh, menjadi nilai jual yang tak tergantikan. Lulusan SMA yang memiliki karakter kuat akan lebih mudah beradaptasi dengan budaya kerja, membangun hubungan profesional yang baik, dan menunjukkan performa yang konsisten.
Oleh karena itu, Membentuk Karakter di SMA bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Ini adalah bekal utama yang akan membimbing lulusan SMA menavigasi kompleksitas dunia, meraih kesuksesan, dan menjadi individu yang berdampak positif bagi masyarakat.